Kolaborasi sebagai Kunci Sukses

Kangnanan.com – Romantisme kehidupan senantiasa dinamis seiring perjalan manusia dalam hidup. Warni-warni kehidupan yang beragam menjadi sebuah keniscayaan yang harus dihadapi. Tak dapat terelakkan bahwa manusia akan selalu dihadapkan pada sebuah kondisi dimana kondisi tersebut sebagai sebuah kesukaan atau ketidaksukaan. Sebuah harapan yang dipersepsikan baik bagi manusia selalu menjadi penantian sementara keadaan yang dipersepsikan sebagai kekurangtepatan akan menjadi kekecewaan. Namun, semua kondisi itu harus dilalui oleh setiap manusia agar dirinya dapat naik ke level yang lebih berharga di hadapan Tuhan dan manusia lain.

Individu yang berani adalah mereka yang mampu melewati hiruk-pikuk dunia dengan penuh kesantunan. Kesantunan yang dimaksud adalah bagaimana individu mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik tanpa harus mengorbankan pihak lain atau mampu meminimalisir terjadinya korban. Penyelesaian masalah harus dilakukan tanpa menghadirkan masalah berikutnya.

Dalam sebuah analogi individu yang berada di sebuah perusahaan atau bekerja di sebuah lembaga, dipastikan akan selalu menemukan apa yang dinamakan kekecewaan, ketegangan dalam berargumentasi bahkan tidak jarang pula yang berakhir pada ketegangan fisik. Kondisi ini adalah fenomena biasa akibat dari cara pandang setiap orang terhadap segala perbedaan yang ada. Perbedaan cara pandang antar individu seyogyanya dapat dikelola dengan baik sebagai sebuah aset kebersamaan dalam upaya menemukan muara yang sama. Yang harus dihindari adalah ketika perbedaan cara pandang dalam melihat sebuah kesuksesan program perusahaan atau lembaga memiliki muara yang berbeda. Muara yang berbeda yang dimaksud adalah pergeseran dari kepentingan publik menjadi kepentingan personal, ini yang harus dihindari.

Korporasi Sebuah Sebuah Sistem

Jika ada seseorang yang memiliki persepsi bahwa semakin banyak orang maka akan semakin rumit dalam pengelolaannya, hal ini sangat keliru bahkan dapat dikatakan salah. Sejatinya sebuah korporasi atau perusahaan adalah bangunan yang diciptakan oleh kebersamaan bukan oleh sendiri saja. Sehingga, korporasi akan mampu bertahan karena diproteksi oleh sebuah sistem manajemen yang baik. Right man on the right place, right man on the right skill, right man on the right job, right man on the right authority merupakan teori dasar yang harus dijalankan dalam korporasi. Karena korporasi bermakna kebersamaan dalam membangun kesamaan visi menuju perusahaan maju.

Dalam perjalanan roda korporasi, sinergitas dan kolaborasi ide dan action sangat diperlukan. Mengatur publik dalam bentuk makro tidak selesai diatur oleh satu gagasan dari satu orang saja. Karena dalam teknis operasional, kebijakan itu harus diserap oleh segenap awak korporasi sebagai pelaksananya. Sehingga, tidak mungkin jika hanya seorang diri mampu menciptakan korporasi besar. Meskipun dirinya memiliki segala pengetahuan teoritis dan mampu melakukan hal teknis, semua itu akan sulit dicapai bila tanpa sebuah kerjasama. Disinilah nomenklatur korporasi bermula bahwa sebuah kerja yang dilakukan bersama-sama dengan berlandaskan pada kesamaan visi dan misi agar tercapai kesuksesan bersama. Jika korporasi adalah sebuah sistem maka sistem itu harus mampu membentuk sub sistem yang ada didalamnya agar selaras dengan rencana strategis perusahaan.

Antisipasi Perselingkuhan

Perselingkuhan dalam konteks perusahaan atau korporasi adalah tercerainya ide atau gagasan di masing-masing tim utama. Jika para founding father korporasi memiliki kesepahaman visi di awal pendirian perusahaan namun bercerai pada tahapan berikutnya bahkan membentuk faksi-faksi bisnis tanpa kesepakatan, maka korporasi akan rusak dan sistem akan tercemar. Kepentingan dan keinginan besar untuk sekedar penyelamatan hidup pribadi akan menjadi satu faktor utama hancurnya sebuah korporasi. Tatanan kuat yang dibangun di saat awal pendirian korporasi harus senantiasa mengedepankan aspek resiko yang akan terjadi di masa mendatang. Prediksi resiko ini setidaknya akan meminimalisasi kehancuran korporasi. Antisipasi yang harus diambil oleh sebuah perusahaan besar jika menghadapi permasalahan perselingkuhan ide adalah bagaimana masing-masing bisa bersepakat untuk bisa membuka kanal-kanal atau sekoci-sekoci bisnis baru secara pribadi dengan tetap memiliki konsep saling menguatkan satu sama lain. Konsep saling menguatkan yg dimaksud adalah bahwa sekoci bisnis yang menjadi penyalur hasrat bisnis individu di tim utama ini dapat menjadi pengurang ketegangan antar tim utama. Sekoci dan kapal besar harus diciptakan harmonis karena satu sama lain memiliki konsep simbiosis mutualisme, tidak bersaing dan tidak saling merugikan. Ibarat penyeimbang agar spanduk yang kita bentangkan di atas jalan besar dengan dorongan angin kuat, maka kita harus membuat lubang-lubang kecil agar angin itu dapat keluar dengan baik tanpa merobek spanduk kita yang terpasang. Perahu besar dan sekoci tetap harus mesra untuk membangun sebuah korporasi besar.

Growing in Togetherness, Developing in Progressiveness

Tagline dalam membangun kolaborasi, baik dalam bisnis dan berbagai urusan adalah ‘tumbuh dalam kebersamaan dan berkembang menuju kemajuan’. Pesan utama dari tagline itu adalah bagaimana kolaborasi-atau bahasa sederhananya adalah kerjasama dapat menghasilkan satu kekuatan dan saling mempekuat mimpi-mimpi pribadi untuk terimplementasikan dengan baik. Ketakutan seseorang dalam melakukan kolaborasi adalah kesalahan besar seseorang yang tidak berani untuk menjadi pribadi sukses yang lebih lama. Jika ada seseorang yang mampu merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan program maupun bisnisnya sendiri bahkan sampai sukses, namun kesuksesan itu dipastikan tidak akan lama jika semuanya hanya dikerjakan oleh dirinya. Karena keterbatasan kemampuan, keterampilan, waktu dan daya jangkau.

Bekerjasama adalah istilah lama yang tidak asing bagi kita. Namun sering kita lupa bagaimana membuat sistem yang baik agar kerjasama ini dalam terus berlanjut dan tidak terjadi kegagalan besar dalam perjalanannya. Sebagian besar kegagalan kerjasama adalah sesungguhnya karena tidak adanya sistem mapan yang melahirkan regulasi tegas tentang pola kerja, pola sharing tanggungjawab dan pola pembagian kesuksesan. Pola pembagian kesuksesan berkaitan dengan sharing reputasi dan rolyalti. Reputasi dapat berkaitan dengan legitimasi publik terhadap diri kita terkait identitas kita dalam suatu bisnis dan royalti berkaitan dengan seberapa banyak finansial atau keuntungan lain yang dapat dirasakan sebagai efek dari bisnis tersebut.

Masa sulit menyadarkan kita untuk kolaborasi

Kompetisi hari ini yang dibutuhkan adalah kompetisi kolaboratif. Dimana setiap orang, tidak hanya cukup memiliki satu kompetisi saja, lalu mengandalkan kompetisi itu untuk bisa bertahan hidup. Sebagian banyak orang sebelumnya, ketika berbicara masalah kesuksesan hidup maka dia mesti berbicara bagaimana linieritas keilmuan dirinya. Sehingga apa yang dia pelajari harus satu, setelah itu juga harus mendalam, dan ini sama halnya ketika kita memahami sebagaimana kita tahu Dokter Spesialis, namun jika kita selalu memiliki prinsip sebagai Dokter Spesialis, maka hal itu akan menjadi sebuah kendala ketika kita berhadapan dengan kompleksitas hari ini dan beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan dengan kompetensi yang berbeda-beda. Sementara disatu sisi kita berpikiran harus linear, disisi lain peluang yang ada dihadapan kita memerlukan kompetensi yang kolaboratif dengan kompetensi yang lain.

Tentu hal yang sangat penting kita lakukan adalah bagaimana kita juga harus membuka diri, bahwa membangun prinsip kehidupan yang lebih baik dan lebih efektif adalah ketika kita bisa mempelajari semua hal, dan bisa menjawab semua tantangan hidup kita dengan berbagai perubahan yang ada. Kondisi hari ini tidak bisa dikatakan sama dengan kondisi pada saat kita sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh tahun yang lalu. Ketika seseorang mengatakan bahwa, menggunakan formulasi, formulasi A dimasa lalu dan merasa sukses, maka tidak mungkin ketika formulasi A tersebut itu kita gunakan di hari ini dan bisa mendatangkan kesuksesan pula. Oleh karenanya, ketika hari ini kita masih berpikir tentang linieritas dan menggunakan formula lama, maka kita akan mendapatkan kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan- permasalahan hari ini. Kata kunci yang harus kita dapatkan adalah bagaimana kita menemukan cara-cara hidup yang kekinian, dengan berbagai kondisi yang hari ini kita hadapi.

Era covid-19 memberikan banyak pembelajaran bagaimana kita melakukan terobosan-terobosan baru, bahkan sesuatu yang belum pernah kita lakukan sekalipun harus kita lakukan dalam rangka kita survival dan adaptable. Kata kunci yang kita dapatkan adalah bagaimana kita bertahan, namun setelah itu juga tidak selesai untuk bertahan tapi kita juga harus mampu beradaptasi dengan situasi hari ini. Bagaimana mungkin kita bisa bertahan hidup, bagaimana mungkin kita bisa beradaptasi, bila memang kita juga tetap melakukan hal-hal yang sama seperti halnya kita lakukan di masa sebelum pandemi covid-19.

Bagaimana kita bekerja bertemu selalu dengan orang secara langsung atau bagaimana kita juga bertransaksi harus bertemu dengan orang-orang langsung. Maka ini juga menjadi satu kendala bagi kita, karena social distancing permasalahan-permasalahan lain yang kita hadapi juga, bagaimana kita harus menjaga jarak dan setelah itu juga mengurangi sentuhan untuk urusan bertransaksi. Maka tentu ketika kita memiliki prinsip-prinsip masa lalu pasti kita akan mengalami kegagalan. Oleh karenanya salah satu kunci dalam kehidupan kita untuk tetap bertahan hidup ataupun survive dan bisa beradaptasi adalah menerima perubahan itu untuk menemukan formulasi kehidupan baru, dalam rangka menjawab semua tantangan hidup ini menjadi sebuah kesempatan yang strategis.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *